Blog Resmi Seksi P2 Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara

11/29/2015

STRUKTUR SEKSI P2 DINAS KESEHATAN KAB. PENAJAM PASER UTARA


11/26/2015

HKN ke-51 Dinas Kesehatan Kab. Penajam Paser Utara

Dalam Rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-51 Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kab. Penajam Paser Utara akan melaksanakan peringatan HKN ke-51 pada tanggal 1 Desember 2015 bertempat di Pantai Corong Tanjung Jumlai Penajam Paser Utara.


DOKUMENTASI KEGIATAN PERTEMUAN IMUNISASI 2015

 







Foto-foto kegiatan Pertemuan Imunisasi oleh narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimatan Timur di Hotel Kalimantan 11 November 2015 yang dihadiri peserta dari Puskesmas se-Kabupaten Penajam Paser Utara

Situasi Derajat Kesehatan di Kab. Penajam Paser Utara



SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan merupakan pilar utama bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga dengan kondisi derajat kesehatan masyarakat yang tinggi diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang tangguh, produktif dan mampu bersaing untuk menghadapi semua tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan disegala bidang. Berbagai studi/penelitian menunjukkan bahwa terjadi korelasi positif antara derajat kesehatan masyarakat dengan produktifitas. Produktifitas merupakan perwujudan dari kualitas sumber daya manusia yang handal sehingga dapat mendukung peningkatan ekonomi dan pembangunan yang pada akhirnya akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas suatu bangsa. Indikator derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2014 dapat diketahui dengan melihat indikator : angka kematian, kesakitan, umur harapan hidup dan status gizi.
Menurut Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah : lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku.
Di Indonesia, indikator derajat kesehatan dapat dilihat dari; Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu melahirkan, dan Angka Kesakitan/Kematian karena penyakit tertentu serta status Gizi Masyarakat. Adapun indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, akses dan mutu pelayanan kesehatan, serta Indikator proses dan masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor terkait.


3.1.Angka Kematian (Mortalitas)
3.1.1.      Angka Kematian Bayi (AKB)/ Infant Mortality Rate (IMR)
Indikator Angka Kematian Bayi (AKB) digunakan untuk mengetahui jumlah kematian bayi dibawah usia satu tahun pada tiap 1000 kelahiran hidup. Indikator  angka kematian bayi juga bermanfaat antara lain :
  1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi.
  2. Melihat tingkat pelayanan antenatal.
  3. Mengetahui ketersediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan perinatal.
  4. Mengetahui status gizi ibu hamil,
  5. Mengevaluasi tingkat keberhasilan program KIA dan KB.
  6. Mengetahui kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan suatu daerah.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia disebuah negara dari sisi kesehatan masyarakat. Dari laporan jumlah kematian bayi yang disampaikan dari masing-masing Puskesmas, dapat diperkirakan bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan (facility based) dan dari laporan masyarakat atau kader (community based).
Pengertian neonatus atau neonatal adalah kehidupan pertama kali yang di alami bayi setelah lahir yaitu sampai dengan usianya yang ke 28 hari. Kehidupan antara didalam rahim dengan di luar rahim sangat jauh berbeda, sehingga pada masa noenatus hampir semua organ tubuh menyesuaikan dengan lingkungan yaitu mengalami pematangan.
 Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup dari tahun 2011 sebanyak 9 / 1000 KH, tahun 2012 sebanyak 21,4 / 1000 KH, tahun 2013 sebanyak 11 / 1000 KH dan tahun 2014 sebanyak 3 / 1000 KH. Peningkatan dan penurunan angka kematian bayi ini kemungkinan disebabkan karena sistem pelaporan yang semakin baik, baik pelaporan dari masyarakat maupun dari sarana pelayanan kesehatan. Diharapkan kedepannya untuk pencatatan dan pelaporan kematian bayi semakin akurat dan valid.
Target MDGS untuk penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015, dari kondisi yang ada di tahun 2014 untuk Kabupaten Penajam Paser utara yaitu sebanyak 3 per 1000 kelahiran hidup. Data ini menunjukkan bahwa AKB Kabupaten Penajam Paser Utara telah mencapai target MDGS. 
Sedangkan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan  kematian bayi di Kabupaten Penajam Paser Utara dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014 menunjukkan yaitu pada tahun 2011 jumlah kematian bayi sebanyak 58 bayi, tahun 2012  berjumlah 60 bayi,  tahun 2013 kematian bayi sebanyak 36 bayi, dan untuk tahun 2014 kematian bayi sebanyak 10 bayi.
3.1.2.      Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu atau AKI mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan, sosial ekonomi, keadaan kesehatan kurang baik menjelang kehamilan. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran. Serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.
Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas.
Untuk mengetahui besaran masalah kesehatan ibu, indikator yang digunakan adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Pada tahun 2013 angka kematian ibu yang tercatat 6 orang masing-masing puskesmas di Kabupaten Penajam Paser Utara. Jadi jumlah angka kematian ibu tercatat 191 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2014 angka kematian ibu sebanyak 6 orang, dan jumlah angka kematian ibu adalah 196 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun yang menjadi penyebab kematian ibu diantaranya adalah hypertensi dalam kehamilan.
Untuk mengantisipasi tingginya tingkat kematian ibu maternal maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran bidan. Dengan harapan agar bidan di desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Selain itu melalui pengembangan Desa Siaga dengan pembangunan poskesdes yang merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam menurunkan AKI.

3.2.Angka Kesakitan (Morbiditas)
3.2.1.      Penyakit Menular
Penyakit menular ini bisa diderita akibat kurang kuatnya daya tahan tubuh yang berkaitan dengan sistem imun manusia itu sendiri dalam melawan penyakit. Contoh penyakit menular didaerah tropis di Indonesia adalah demam berdaerah, virus dengue penyebab demam berdarah disebarkan oleh perantara yakni gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Pada dasarnya virus tersebut tidak akan menyebabkan penyakit demam berdarah saat menyerang tubuh dengan sistem imun yang kuat.  
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit). Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2014 antara lain : TB Paru BTA+, Pneumonia, HIV/AIDS ditangani, Kusta, dan  Infeksi Menular Seksual diobati.
a.       TB Paru BTA +
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansyur, 2000). Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi saluran napas bagian bawah yang menyerang jaringan paru atau parenkim paru oleh basil mycobakterium tuberculosis. Tb dapat mengenai hampir semua organ tubuh (meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe, dll). Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Tanda-tanda penderita TB paru yaitu batuk berdahak 3 minggu atau lebih, batuk berdahak campur darah, nafas sesak dan nyeri dada, demam dan berkurangnya nafsu makan. Penularan TB Paru ini di tularkan melalui udara pada waktu batuk dan bersin, pasien menyebarkan virus ke udara dalam bentuk percikan dahak, sekali batuk dapat menghasilkan 3000 percikan dahak.

Gejala umum yang timbul pada penderita TBC paru diantaranya
·         Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
·         Penurunan nafsu makan dan berat badan.
·         Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
·         Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
·         Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
·         Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2014 dengan Kasus baru TB Paru sebanyak 121 kasus, dengan rincian laki-laki sebanyak 75 kasus dan perempuan sebanyak 46 kasus, pasien yang diobati dengan BTA (+) sebanyak 132 kasus.
b.      Pnemonia Balita
Pneumonia adalah radang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Tiga penyebab utama pneumonia adalah bakteri, virus dan fungi. Yang berisiko tinggi menderita infeksi ini adalah anak-anak di bawah 2 tahun dan manula
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia Balita (0-5 tahun). Gejala pneumonia bervariasi, mulai dari pernapasan yang cepat sampai kegagalan pernapasan dan tekanan darah yang sangat rendah atau dikenal dengan istilah syok septik. Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya akan timbul secara bertahap. Terkadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai dengan turun-naiknya suhu tubuh. Namun, umumnya gejala pneumonia adalah demam, batuk, sesak napas, serta napas dan nadi cepat. Seperti gejala penyakit standar.
Jumlah Balita di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2014 sebanyak 3.196 jiwa dengan perkiraan kasus sebanyak 320 kasus, sedangkan kasus yang ditemukan atau ditangani sebanyak 269 kasus (84.2%).
c.       HIV/AIDS yang ditangani
HIV merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Virus ini merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS. Jika anda terinfeksi HIV, anda akan dikatakan sebagai HIV positif. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, yang mana adalah pertahanan tubuh terhadap penyakit. Jika sistem kekebalan tubuh seseorang telah dirusak oleh virus, maka akan mengembangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Ini berarti mereka akan mendapatkan infeksi dan penyakit yang mana tubuh mereka biasanya bisa melawan. Didiagnosa menderita HIV bukan berarti seseorang memiliki AIDS atau mereka akan meninggal. Perawatan akan memperlambat kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga orang dengan HIV dapat tetap baik, hidup sehat dan memuaskan. HIV terdapat dalam cairan tubuh yaitu, darah, sperma (air mani), cairan vagina dan air susu ibu. HIV hanya ditularkan kalau cairan tubuh seseorang HIV positif masuk ke dalam aliran darah orang lain. HIV hanya dapat ditularkan melalui: Seks tanpa pengaman (seks tanpa kondom),  Pemakaian bersama jarum dan peralatan lain untuk menyuntik obat,  Tindik atau tattoo yang tidak steril, Ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan dan menyusui, Transfusi darah dan atau produk darah di beberapa negara lain. Di Australia, transfusi  darah dan produk darah termasuk aman.
Di Kabupaten Penajam Paser Utara, pada tahun 2013 ditemukan 9 kasus HIV/AIDS dengan jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 4 kasus diantaranya 3 laki-laki dan 2 perempuan. Sedangkan pada tahun 2014 ditemukan 27 kasus HIV. Tidak menutup kemungkinan jumlah pendertia HIV/AIDS jauh lebih banyak dari kasus yang ditemukan. Untuk itu diperlukan upaya bersama dalam pemberantasan penyakit HIV/AIDS, yang tidak saja ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan tetapi juga diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui Skrinning HIV/AIDS terhadap donor darah dan pengobatan pendertia penyakit menular seksual.
  
d.      Kusta
Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga penyakit ini disebut Morbus Hansen. Penyakit Hansen (Kusta) adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Kusta merupakan penyakit menahun yang menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh manusia yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Meskipun infeksius, tetapi derajat infektivitasnya rendah. Waktu inkubasinya panjang, mungkin beberapa tahun, dan tampaknya kebanyakan pasien mendapatkan infeksi sewaktu masa kanak-kanak. Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, ada bagian tubuh tidak berkeringat, rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka, dan mati rasa karena kerusakan syaraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu tampak. Justru sebaiknya waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam jangka waktu lama. Juga bila luka ditekan dengan jari tidak terasa sakit. Secara spontan masyarakat mengasingkan dan mengisolasi penderita penyakit ini karena takut tertular. Adapun persentase penderita kusta di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2014 untuk Penderita Multi Basiler (MB)/Kusta basah kasus baru adalah sebanyak 10, dan penderita kusta yang selesai berobat (Release From Treatmet / RFT) adalah 2 kasus dengan RFT.
3.2.2.      Penyakit Potensi Wabah KLB/Wabah
Penyakit yang digolongkan berikut ini adalah penyakit yang menular atau diindikasikan dapat menyebar secara cepat dan menyeluruh pada suatu populasi yang sebelumnya ada yang terkena wabahnya.

a.    Demam Berdarah / Dengue
Demam Dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Family Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flavivirus. Virus mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara tropis dan sub tropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
Penyebab terjadinya demam berdarah adalah virus yang ditularkan melalui sel darah yang terdapat pada nyamuk aides agepti. plasmodium vivax dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Demam,menggigil, linu atau nyeri persendian, dan kadang sampai muntah, tampak pucat/anemis,hati dan limpa membesar, air kencing tampak keruh/pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria) terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan. Namun demikian, tanda klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak mengeluarkan keringat setelah 4-6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap 2 hari, diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala.
Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (3M+). Pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Kegiatan lain yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara melalui program Pemberantasan Penyakit Menular dalam kegiatan Fogging fokus selama tahun 2014. Kasus DBD di Kab. Penajam Paser Utara tahun 2013 ditemukan sebanyak 83 kasus, dengan angka kesakitan sebesar 87,8. Angka tertinggi ada di Puskesmas Sotek sebanyak 23 kasus, selanjutnya di Puskesmas Penajam sebanyak 16 kasus. Sedangkan pada tahun 2014 kasus DBD ditemukan sebanyak 99 kasus, dengan incidence rate per 100.000 penduduk sebesar 53,5/100.000 penduduk.
b.    Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Malaria menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit. Malaria bahkan bisa mematikan jika tidak ditangani dengan benar. Infeksi malaria bisa terjadi cukup dengan satu gigitan nyamuk. Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang lainnya. Contoh kondisi penularan penyakit ini adalah jika terjadi kontak dengan darah penderita atau janin bisa terinfeksi karena tertular dari darah sang ibu. Di Indonesia, terjadi sekitar 400.000 kasus positif malaria setiap tahunnya. Dari semua kasus yang terjadi, 4.000 kasus mengalami komplikasi atau bahkan berujung pada kematian. Sekitar 1 dari 4 kasus malaria yang terjadi menyerang anak-anak. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menujukkan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Penyakit ini banyak terjadi didaerah tropis dan subtropis dimana parasit Plasmodium dapat berkembang biak begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.
Di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2013 angka kesakitan penderita malaria sebesar 10,2 % per 1.000 penduduk. Sedian darah yang diperiksa untuk kasus malaria adalah laki-laki berjumlah 931 jiwa dan perempuan berjumlah 52 jiwa, total sedian darah kasus malaria berjumlah 983 jiwa. Sedangkan untuk tahun 2014 jumlah penderita Malaria (suspek) sebanyak 2.290 orang, dengan sediaan darah diperiksa positif sebanyak 793 orang. Adapun bentuk peran serta masyarakat yang diharapkan dalam upaya penanggulangan malaria antara lain melalui : (1) kepatuhan minum obat anti malaria agar setiap penderita dapat minum obat secara tuntas, (2) pencegahan gigitan nyamuk melalui pemakaian kelambu, pemasangan kasat kasa di rumah, pemakaian obat gosok penolak nyamuk (repellent), pemakaian baju tebal dan (3) pencegahan terjadinya sarang nyamuk malaria melalui pembersihan lumut di tempat-tempat/bagian rumah yang lembab, pencegahan terbentuknya genangan air, memelihara ikan pemakan jentik di genangan air, serta pencegahan terbentuknya sarang nyamuk.
c.    Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik yang disebabkan sumbatan cacing filaria di kelenjar / saluran getah bening, menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar / saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa elefantiasis. Seseorang tertular filariasis bila digigit nyamuk yang mengandung larva infektif cacing filaria. Nyamuk yang menularkan filariasis adalah Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Nyamuk tersebut tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai dengan keadaan lingkungan habitatnya (got/saluran air, sawah, rawa, hutan). Filariasis tanpa Gejala umumnya di daerah endemic pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah inguinal. pada pemeriksaan darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia.  Tanda dan gejalanya demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan lemah yang dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Organ yang terkena terutama saluran limfe tungkai dan alat kelamin. Pada laki-laki umumnya terdapat funikulitis disertai penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, orkitis dan pembengkakan skrotum. Serangan akut dapat berlangsung satu bulan atau lebih. Bila keadaannya berat dapat menyebabkan abses ginjal, pembengkakan epididimis, jaringan retroperitoneal, kelenjar inguinal dan otot ileopsoas. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk tahun 2014 tidak ditemukan kasus filariasis, tetapi tahun 2013 terdapat 12 kasus Filariasis yang merupakan penemuan baru.
d.   Diare
Diare ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan atau buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala diare tergantung kepada penyebab dan siapa yang mengalaminya, yakni orang dewasa atau anak-anak. Penderita diare ada yang hanya mengalami sakit perut singkat dengan tinja yang sedikit encer atau ada juga yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan kram perut hebat. Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi usus. Infeksi usus sendiri terjadi karena mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi usus adalah bakteri, parasit, dan virus seperti norovirus dan rotavirus. Berdasarkan laporan penyakit Diare di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2013 yang tercatat dengan jumlah perkiraan kasus yang terjadi sebanyak 3.824 kasus, dengan jumlah yang ditangani sebanyak 8.521 (222,9%). Sedangkan ditahun 2014 kasus perkiraan diare 3.960 kasus, sementara kasus diare yang ditangani adalah sebanyak 5.679 kasus atau 143.4 % kasus. Kasus diare ini sangat berkaitan dengan kebersihan lingkungan dan personal masyarakat. Lingkungan yang kotor merupakan tempat yang sangat bagus untuk perkembangbiakan kuman-kuman penyakit, seperti Diare. Selain itu juga kebiasaan masyarakat yang kurang kesadaran untuk menerapkan pola hidup bersih dan  sehat di lingkungan  rumah masing-masing yang juga menjadi penyebab terjadinya Diare. Pencegahan juga bisa dilakukan dengan mencuci tangan sebelum makan, menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum air keran, memisahkan makanan yang mentah dari yang matang, makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar, menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.
3.2.3.      Penyakit Menular yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3i)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit campak dan hepatitis B.
a.    Campak
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada anak dan biasanya penyebab penyakit campak ini adalah disebabkan karena virus. Penyakit campak bisa dialami oleh siapa saja, namun umumnya penyakit campak ini akan dialami saat masih berusia anak-anak. Cara penularan penyakit campak adalah melalui udara dan juga melalui bersin atau percikan ludah. Gejala penyakit campak ditandai dengan demam tinggi pada anak, ruam yang terjadi dikulit dengan warna bintik merah, batuk, hidung berair, mata perih dan psikologi penderitanya menjadi lebih mudah marah. Biasanya di dalam mulut penderita muncul bintik putih kecil.
Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi virus ini, tapi jika komplikasi terjadi atau infeksi campak menjadi sangat parah, mungkin diperlukan perawatan dan pengobatan campak di rumah sakit. Untuk mempercepat proses pemulihan, terdapat beberapa hal yang bisa membantu:
·         Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
·         Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masi sensitif terhadap cahaya.
·         Minum obat penurun demam, dan obat pereda sakit serta nyeri. Tapi jauhkan aspirin jika anak Anda di bawah usia 16 tahun.
Campak merupakan penyakit yang cukup cepat menular, untuk itu diperlukan pencegahan sejak dini. Imunisasi campak dan Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella) perlu dilakukan sejak usia 9 bulan, 15 bulan dan 6 tahun. Perkembangan penyakit ini di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami penurunan yang signifikan, data di tahun 2014 tidak ditemukan kasus campak, ditahun 2013 juga tidak ada kasus campak, sedangkan data tahun 2012 menyebutkan jumlah kasus penyakit campak sebanyak 6 kasus sedangkan tahun 2011 sebanyak 34 kasus.
b.    Hepatitis
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya di dunia, penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Pada tahun 2014 tidak ada kasus hepatitis B di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Angka Kesakitan adalah insiden yang dipakai untuk menyatakan jumlah keseluruhan orang yang menderita penyakit yang menimpa sekelompok penduduk pada periode waktu tertentu. Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data Dinas Kesehatan dalam hal ini bersumber dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
Tabel 3.1
Pola Penyakit Rawat Jalan Di Puskesmas Se - Kabupaten Penajam Paser Utara Berdasarkan 10 Besar Penyakit Tahun 2014
No
Jenis Penyakit
Jumlah
%
1.

2.


3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas
Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (penyakit tulang belulang, radang sendi termasuk reumatik)
Diare (termasuk tersangka kolera)
Penyakit Kulit Alergi
Penyakit Saluran Pernapasan Bagian Atas
Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Kecelakaan dan Ruda Paksa
Penyakit Kulit Infeksi
Penyakit Mata Lain-Lain
Bingvitis dan Penyakit Periodental
19.277

7.022


5.369
5.249
4.393
4.319
2.776
2.614
2.479
2.202
10.41

3.79


2.90
2.83
2.37
2.33
1.50
1.41
1.33
1.18

JUMLAH
55.680
30.08

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pola penyakit berdasarkan 10 besar penyakit untuk Kabupaten Penajam Paser Utara ditahun 2014 menunjukkan kasus tertinggi penyakit Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas sebanyak 19.277 kasus, berarti terjadi penurunan pada kasus ini dari tahun 2013. Menyusul urutan kedua yaitu penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (penyakit tulang belulang, radang sendi termasuk reumatik) sebanyak 7.022 kasus. Dan yang ketiga yaitu diare sebanyak 5.369 kasus. Sedangkan untuk penyakit yang termasuk ke dalam penyakit tidak menular penyakit tekanan darah tinggi sebanyak 4.319 kasus, pada kasus ini terjadi peningkatan dari tahun 2013 lalu. Ditahun 2013 penyakit tekanan darah tinggi sebanyak 2.700 kasus. Selanjutnya terdapat beberapa penyakit yang perlu mendapat perhatian yaitu kecelakaan dan ruda paksa, penyakit kulit infeksi, penyakit mata lain-lain dan bingvitis dan penyakit periodental.
3.3.Status Gizi Masyarakat
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam  pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1). Faktor yang mempengaruhi status gizi adalah pendapatan, pendidikan, pekerjaan, budaya, usia, kondisi fisik dan infeksi. Penilaian status gizi dilakukan dengan cara pemeriksaan antropometri, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan biokimia.
Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai status gizi masyarakat yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara. Gambaran mengenai indikator-indikator status gizi masyarakat antara lain bayi dengan berat badan rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur kurang energi kronis (KEK), anemia gizi besi (AGB) pada ibu dan pekerja wanita dan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Status gizi pada balita dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain cakupan kunjungan Neonatus, kunjungan bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan status Gizi Balita.
3.3.1.      Neonatus, Bayi dan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Masa neonatus dapat dikatakan dengan singkat masa usia anak dari sejak lahir kedunia sampai dengan 4 minggu (0-28 hari). Anak mengalami tumbuh dan berkembang tidak hanya di mulai dari masa neonatus, namun sejak dalam kandungan. Dimasa neonatus ini ibu harus berkunjung kepelayanan kesehatan tujuannya yaitu untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar dan mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada neonatus. Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada neonatus adalah kunjungan neonatus ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir, kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke-7 setelah bayi lahir, kunjungan neonatus ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.
Cakupan kunjungan neonatus di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2014 adalah kunjungan neonatus 1 (KN 1) sebanyak 2.909 kunjungan atau 89%. Cakupan kunjungan lengkap atau KN Lengkap sebanyak 2.998 kunjungan atau 91,7%.
Bayi badan lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Jumlah BBLR yang dilaporkan di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2014 sebanyak 91 bayi, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 88 bayi.
3.3.2.      Status Gizi Balita
Menurut Prof.Dr. Ir. Ali Khosma, Ms (Guru Besar Pangan dan Gizi dari IPB) cara menghitung status gizi balita adalah dengan menimbang berat badan menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi (BB/TB) dan mengukur tinggi badan menurut umur (TB/U). Hasilnya dikelompokkan dalam normal, kurus dan gemuk. Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan status gizi balita adalah dengan menimbang berat badan, mengukur tinggi badan dan lingkar kepala balita (untuk mengidentifikasi perkembangan otak).                                                                                                        
Status gizi balita (BB/TB) yang ada di kabupaten Penajam Paser Utara tercatat sebagai berikut jumlah balita yang ada yaitu 12.290, jumlah balita ditimbang adalah 8.879 atau 72,2%, jumlah balita bawah garis merah yaitu 993 atau 11,2%. Kasus gizi buruk yang mendapat perawatan di Kabupaten Penajam Paser Utara ini adalah 9 balita. Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Namun, secara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu: anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita penyakit infeksi. Kasus gizi buruk saat ini menjadi masalah yang menjadi perhatian di Indonesia. Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian, karena dapat menimbulkan the lost generation. Kualitas bangsa di masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau status gizi pada saat ini, terutama balita. Akibat gizi buruk dan gizi kurang bagi seseorang akan mempengaruhi kualitas kehidupannya kelak. Dengan adanya masalah ini pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara khususnya Dinas Kesehatan melakukan beberapa kegiatan untuk meminimalkan kasus gizi buruk ini dengan cara pemberian makanan tambahan pendamping ASI, melakukan pelayanan kesehatan, dan pemberian vitamin.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews